Rabu, 24 April 2013

sejarah kebudayaan islam


Pendahuluan
   Salah satu isi dari tujuan pendidikan Nasional adalah membentuk keimanan dan ketakwaan peserta didik. Dalam rangka mewujudkan tujuan trsebut terdapat mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang berupaya membentuk para peserta didik menjadi peserta didik yang beriman, bertakwa karena pengertian pendidikan Agama Islam menurut Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum Negeri (Ditbinpaisun) adalah suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu sebagai pandangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselematan dunia dan akheratnya kelak.
. Di madrasah, terdapat sub-sub mata pelajaran PAI yang meliputi : mata pelajaran Al quran hadist, fiqih, akidah akhlak, dan sejarah kebudayaan Islam. Hubungan antara satu pelajaran dengan pelajaran lain saling berkaitan dan diibaratkan sebagai satu mata rantai. mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam merupakan perkemangan perjalanan hidup manusia Muslim dari masa ke masa dalam usaha bersayari’ah dan berakhlak serta dalam mengembangkan system kehidupan yang dilandasi oleh akidah.
Dalam pembelajaran sejarah Islam yang dimaksudkan untuk menggali, mengembangkan, dan menagmbil ibrah pelajaran sejarah dan kebudayaan Islam, sehingga peserta didik mampu menginternalisasi dan tergerak untuk meneladani dan mewujudkan dalam amal perbuatan, serta dalam rangka membangun sikap terbuka dan toleran atau semangat ukhuwah Islamiyah dalam arti luas. Namun, apakah para peserta didik di MTS mampu menjadikan pelajaran SKI sebagai suatu tolok ukur dalam engambil pelajaran dalam sejarah Islam, hal ini menyangkut bagaimana Realitas Mta pelajaran SKI di MTS.
Oleh kerena itu, penulis mencoba menalaaah bagaiamana kurikulum SKI yang berjalan di MTS. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.












PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam
            Pendidikan Agama Islam disekolah meliputi beberapa aspek Al-Quran Hadist, keimanan, ahlak, ibadah/ muamalah dan tarihk. Di madrasah, aspek-aspek tersebut dijadikan sebagai sub-sub mata pelajaran PAI yang meliputi : mata pelajaran Al quran hadist, fiqih, akidah akhlak, dan sejarah kebudayaan Islam. Hubungan antara satu pelajaran dengan pelajaran lain saling berkaitan dan diibaratkan sebagai satu mata rantai.
Yang dimaksud dengan sejarah adalah studi tentang riwayat hidup Rosulullah SAW, sahabat-sahabat dan imam-imam pemberi petunjuk yang diceritakan kepada murid-murid sebagai contoh teladan yang utama dari tingkah laku manusia yang ideal, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial. Dalam mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam merupakan perkembangan perjalanan hidup manusia Muslim dari masa ke masa dalam usaha bersayari’ah dan berakhlak serta dalam mengembangkan system kehidupan yang dilandasi oleh akidah.[1]
Mata Pelajaran SKI dalam kurikutum Madrasah Tsanawiyah adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengataman dan pembiasaan.
Mata pelajaran SKI Madrasah Tsanawiyah ini meliputi: sejarah dinasti Umayah, Abbasiyah dan al-Ayubiyah. Hal lain yang sangat mendasar adalah terletak pada kemampuan menggali nilai, makna, aksioma, ibrah/hikmah, dalil dan teori dari fakta sejarah yang ada. Oleh karena itu dalam tema­ tema tertentu indikator keberhasitan belajar akan sampai pada capaian ranah afektif. Jadi SKI tidak saja merupakan transfer of knowledge, tetapi juga merupakan pendidikan nilai (value education).
B. Tujuan dan Fungsi Sejarah Kebudayaan Islam
1. Tujuan
            Pembelajaran sejarah kebudayaan Islam setidaknya memiliki beberapa tujuan anatara lain sebagai berikut:
a.       Peserta didik yang membaca sejarah adalah untuk menyerap unsure-unsur keutamaan dari padanya agar mereka dengan senang hati mengikuti tigkah laku para Nabi dan orang-orang shaleh dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Pelajaran sejarah merupakan contoh teladan baik bagi umat Islam yang meyakininya dan merupakan sumber syariah yang besar,
c.       Studi sejarah dapat mengembangkan iman, mensucikan moral, membangkitkan patriotism dan mendorong untuk berpegang pada kebenaran serta setia kepadanya.
d.      Pembelajaran sejarah akan memberikan contoh teladan yang sempurna kepada pembinaan tingkah laku manusia yang ideal dalam kehidupan pribadi dan sosial anak-anak dan mendorong mereka untuk mengikuti teladan yang baik, dan bertingkah laku seperti Rasul.[2]
e.       Untuk pendidikan akhlak, selain mengetahui perkembangan agama Islam seluruh dunia[3]
2. Fungsi
Pembelajaran SKI setidaknya memiliki tiga fungsi sebagai berikut:
     a. Fungsi edukatif
Melalui sejarah peserta didik ditanamkan menegakkan nilai, prinsip, sikap hidup yang luhur dan Islami dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
      b. Fungsi keilmuan
Peserta didik memperoleh pengetahuan yang memadai tentang masa lalu Islam dan kebudayaannya.
      c.  Fungsi transformasi
Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting dalam rancang transformasi masyarakat.
C. Ruang Lingkup SKI di MTS Kelas VIII
Selama ini seringkali  SKI hanya dipahami sebagai sejarah tentang kebudayaan Islam saja (history of Islamic culture). Dalam kurikulum ini SKI dipahami sebagai sejarah tentang agama Islam dan kebudayaan (history of Islam and Islamic culture). Oleh karena itu kurikulum ini tidak saja menampilkan sejarah kekuasaan atau sejarah raja-raja, tetapi juga akan diangkat sejarah perkembangan ilmu agama, sains dan teknologi dalam Islam. Aktor sejarah yang diangkat tidak saja Nabi, sahabat dan raja, tetapi akan dilengkapi ulama, intelektual dan filosof. Faktor-faktor sosial dimunculkan guna menyempurnakan pengetahuan peserta didik tentang SKI.
Pada tingkat MTS, kurikulum SKI disusun secara sistematis dengan membahas tentang Dinasti Umayah, Abbasiyah dan al­ Ayubiyah. Lebih rinci lagi pada kurikulum Sejarah kebudayaan kelas VIII yang dikaji adalah sebagai berikut :
1.      Dinasti Abbasiyah, antara lain:
a.       Keruntuhan dinasti Abbasiyah
b.      Masyarakat dinasti Abbasiyah
c.       Kebudayaan pada masa dinasti Abbasiyah
2.      Dinasti Bani Al-Ayyubiyah, yang dikaji antara lain adalah :
a.       Perkembangan masyarakat Islam pada masa al- Ayyubiyah
b.      Perkembangan kebudayaan atau peradaban Islam pada masa al-Ayyubiyah
c.       Tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan dan kebudayaan pada masa al-Ayyubiyah
d.      Mengambil ibrah dari perkembangan peradaban Islam pada masa al-Ayyubiyah untuk masa ini dan masa yang akan datang.
e.       Meneladani sikap keperwiraan Shalahudin al-Ayyubi[4]
Pada jenjang pendidikan menengah, kemampuan-kemampuan dasar yang diharapkan dari lulusannya adalah dengan landasan iman yang benar. Dalam sejarah kenudayaan Islam peserta didik diharapkan untuk memahami dan mampu mengambil manfaat tarikh Islam, dengan indikator-indikator :
·         Peserta didik mengetahui perkembangan Islam pada masa Umaiyah dan Abbasiyah serta perkembangan Islam di Indonesia dan dunia
·         Peserta didik mampu mengambil manfaat dari perkembangan Islam pada masa Umaiyah dan Abbasiyah serta perkembangan Islam di Indonesia dan dunia[5].
D. Realitas  SKI Kelas VIII MTS
Kenyataannya, setelah ditelusuri, pendidikan SKI menghadapi beberapa kendala, antara lain; waktu yang disediakan terbatas sedang materi begitu padat dan memang penting, yakni menuntut pemantapan pengetahuan hingga terbentuk watak dan keperibadian yang berbeda jauh dengan tuntutan terhadap mata pelajaran lainnya. Kelemahan lain, materi SKI, lebih terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif) dan minim dalam pembentukan sikap (afektif). Dalam implementasinya juga lebih didominasi oleh tujuan pada aspek kognitif bukan afektif apalagi sampai pada tingkat psikomotorik. Seperti halnya umum kebanyakan pendidik yang mengajar pelajaran SKI dalam memnyampaikan materi lebih menitikbaratkan pada hafalan, sehingga para peserta didik tidak dapat mengkontruk pelajaran atau pengetahuan yang mereka peroleh. Ini sama halnya menjadikan peserta didik sebagai objek bukan subjek, para peserta didik diibaratkan sebagai sebuah tong kosong yang diisi penuh oleh para pendidiknya. Sehingga tujuan atau harapan indicator yang jhendak dicapai oleh peserta didik kurang dapat tercapai dengan baik. Banyak peserta didik yang hafal dalam materi sejarah namun, pada kenyataannya mereka kurang meniru atau meneladani watak yang baik kedalam kehiduapan sehari-hari.
 Kendala lain adalah kurangnya keikutsertaan guru mata pelajaran lain dalam memberi motivasi kepada peserta didik untuk mempraktekkan nilai-­nilai SKI dalam kehidupan sehari-hari, Memang tidak adil menimpakan tanggung jawab atas munculnya kesenjangan antara harapan dan kenyataan itu kepada SKI di Madrasah, sebab SKI di Madrasah bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan kepribadian peserta didik. Lalu lemahnya sumber daya guru dalam pengembangan pendekatan dan metode yang lebih variatif, minimnya berbagai sarana pelatihan dan pengembangan, serta rendahnya peran serta orang tua peserta didik[6].
E. Analisis
            Melihat realitas SKI kelas VIII yang mempunyai kendala dalam proses pembelajarannya maka perlu dianalisis mencari solusi agar kendala-kendala tersebut dapat diatasi sehingga dapat melancarkan proses belajar mengajar sehingga tujuan dan harapan dari SKI tersebut dapat tercapai.
Mengenai waktu yang disediadakan memang kurang dengan jumlah materi yang banyak dan padat, dalam hal ini solusi yang ditawarkan adalah dengan menambahkan waktu jam pelajaran misalnya dengan kegiatan ekstrakurikuler yang berisi tentang sejarah kebudayaan Islam. Selain itu dapat pula dengan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dapat digunakan untuk meningkatkan kuatitas pembelajaran dan hasil belajar mata pelajara SKI. Dengan teknologi ini dimungkinkan memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik tentang berbagai aspek materi SKI. Oteh karena itu guru dapat memanfaatkan TV, film, VCD/DVD/VCR, bahkan internet untuk menjadi media dan sumber belajaran mata pelajaran SKI. Dengan pemnafaatan TIK juga dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif dan efisien. Dalam proses perancangan dan pelaksanaan pembetajaran hendaknya diikuti langkah-langkah strategis sesuai dengan prinsip didaktik, antara lain: dari mudah ke sulit; dari sederhana ke komplek; dan dari konkret ke abstrak.

Pada umumnya pendidik yang mengajar dengan hafalan dapat merubah gaya mengajarnya, solusi yang dapat diperlukan untuk mengajar SKI adalah dengan pendekatan Humanistik yaitu memanusiakan manusia yang berarti pencipataan konteks yang akan memberi peluang manusia untuk menjadi lebih human, untuk mempertinggi harkat manusia merupakan dasar filosofi, dasar teori, dasar evaluasi dan dasar pengembangan program pendidikan. Melalui pendekatan tersebut peserta didik dibimbing dan diarahkan untuk mampu memecahkan masalah dalam presprektif ajaran dan nilai-nilai Islam. Dalam pembelajaran sejarah Islam yang dimaksudkan untuk menggali, mengembangkan, dan menagmbil ibrah pelajaran sejarah dan kebudayaan Islam, sehingga peserta didik mampu menginternalisasi dan tergerak untuk meneladani dan mewujudkan dalam amal perbuatan, serta dalam rangka membangun sikap terbuka dan toleran atau semangat ukhuwah Islamiyah dalam arti luas.
Dalam strategi pembelajaran PAI sub SKI, maka ditekankan kepada pembelajaan aktif yang memiliki semboyan sebagai berikut:
  • Waht I hear, I forget, yakni apa yag saya denagr mudah saya lupakan.
  • What I hear and see, I remember I little, apa yang saya dengar dan lihat akan saya ingat sedikit atau sebentar.
  • What I hear, see, and ask question about or discuss with someone else, I begin to understand.
  • What I hear, see, and discuss, and do, I acquire knowledge and skill.
  • When I teach to another, I master.
Untuk mencapai tahap tersebut maka kegiatan pembelajaran harus dilandasi oleh prinsip-prinsip:
  1. Berpusat pada pesreta didik
  2. Mengembangkan kreativitas peserta didik
  3. Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang
  4. Mengembangkan kemampuan yang bermuatan nilai, dan
  5. Menyediakan pengalaman belajar yang beragam serta belajar melaui berbuat[7].
      Masalah realitas mengenai kurangnya dukungan motivasi dari orangtua, dan pendidik lain. Maka solusinya adalah dengan  adanya keterpaduan pola pembinaan mata pelajaran SKI ' dikembangkan dengan menekankan keterpaduan antara tiga lingkungan pendidikan, yaitu: lingkungan keluarga, Madrasah, dan masyarakat. Untuk itu guru perlu mendorong dan memantau; kegiatan Mata pelajaran SKI yang dialami oleh peserta didiknya di dua lingkungan lainnya (keluarga dan masyarakat), sehingga terwujud keselarasan dan kesesuaian sikap serta  prilaku dalam pembinaannya[8].


PENUTUP
A. Kesimpulan
            Dari makalah tersebut dapat disimpulkan bahwa :
  1. Sejarah kebudayaan Islam adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya (way of life) melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, penggunaan pengataman dan pembiasaan.
  2. Pembelajaran sejarah akan memberikan contoh teladan yang sempurna kepada pembinaan tingkah laku manusia yang ideal dalam kehidupan pribadi dan sosial anak-anak dan mendorong mereka untuk mengikuti teladan yang baik, dan bertingkah laku seperti Rasul.
  3. Ruang lingkup pada tingkat MTS, kurikulum SKI disusun secara sistematis dengan membahas tentang Dinasti Umayah, Abbasiyah dan al­ Ayubiyah
  4. Kendala dalam pembelajaran SKI seperti kurangnya waktu, materi yang hanya mementingkan aspek kognitif, dan kurangnya dukungan dari pendidik mete pelajaran lain serta dukungan dari orangtua dapat diaatasi dengan penambahan waktu, pengorganisasian materi, pendekatan humanistic, dan pola pendekatan keterpaduan.
B. Rekomendasi
            Perlu diketahui bersama bahwa pembelajaran SKI di kelas VIII MTS memang tidak begitu sempurna, pembelajarnnya dapat ditemui kendala dan berbagai masalah. Antara harapan dan kenyataan SKI di MTS kelas VIII memang kurang ideal karena kebanyakan para pendidik menggunakan metode hafalan yang berakibat pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik hanya terbatas. Masalah mengenai kurangnya waktu, materi yang hanya pada tingkat kognitif, dan kurangnya dukungan dari pihak lain setidaknya dapat diatasi oleh pendidik itu sendiri. Dalam hal ini penulis ingin memberikan saran kepada pendidik dalam mengajar pelajaran SKI sehigga dapat nantinya dapat mengatasi dari kendala-kendala yang ada. Saran untuk para pendidik antara lain adalah sebagai berikut:
  1. Pendidik hendaknya bertindak sebagai role model, suri tuladan bagi kehidupan sosial akademis siswa didalam dan diluar kelas.
  2. Pendidik harus menunjukan sikap kasih sayang pada siswa, antusias dan ikhlas mendengar dan menjjawab pertanyaan.
  3. Pendidik hendaknya memperlakukan peserta didik sebagai subjek dan mitra belajar, bukan objek
  4. Pendidik hendaknya bertindak sebagai fasilitator yang lebih mengutamakan kreativitas serta interaktif dan komunikatif dengan peserta didik.
C. Kata Penutup
     Alhamdulillah, puiji syukur penulis penjatkan kepada Allah SWT, karena berkat limpahan anugerahnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Demikianlah makalah yang dapat penulis susun, dan penulis menyadari ternyata masaih banyak sekali kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan karena kelemhan penulis, kurangnya pengetahuan penulis, dan benyak hal yang lainnnya. Oleh karena itu kami sangat mengharap kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Semoga dengan tersusunya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
















Daftar Pustaka         
            Agus,   H. “SKI MTS N,” skimtsn.blogspot.com, 2012, diakses 23 April 2013 pukul 17.45
            Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara, 1992.
            Djuanda.Buku Bahan Ajar Ma’arif (Sejarah Kebudayaan Islam) : Cilacap. PC. Ma’arif NU, 2012.
            Mahmud Yunus,. Metodek Khusus Pendidikan Agama, : Jakarta. PT. Hida Karya Agung, 1980.
            Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam : Bandung. PT Remaja Rosdakarya, 2001.
            ________.  pengembangan kurikulum pendidikan Islam : Jakarta . Raja Grafindo Persada, 2005
            Thoha, Chabib dkk.  Metodelogi Pengajaran Agama : Semarang. Pustaka Pelajar,  1999.


[1] Muhaimin, pengembangan kurikulum pendidikan Islam, (Jakarta : 2005, Raja Grafindo Persada) Hal 1-3

[2] Thoha, Chabib dkk.  Metodelogi Pengajaran Agama : Semarang. Pustaka Pelajar,  1999, Hal 222-223
[3] Mahmud Yunus,. Metodek Khusus Pendidikan Agama, : Jakarta. PT. Hida Karya Agung, 1980, hal 76


[4] Djuanda.Buku Bahan Ajar Ma’arif (Sejarah Kebudayaan Islam) : Cilacap. PC. Ma’arif NU, 2012, hal 1-37
[5] Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam : Bandung. PT Remaja Rosdakarya, 2001, hal 83

[6] Agus,  H. “SKI MTS N,” skimtsn.blogspot.com, 2012, diakses 23 April 2013 pukul 17.45
           

[7] Muhaimin, Pengembangan Kuriulum Pendidikan Agama Islam, hal  140-142
[8] Agus,  H. “SKI MTS N,” skimtsn.blogspot.com, 2012, diakses 23 April 2013 pukul 17.45